-->

Silsilah Pandawa dan Keturunanya

- February 10, 2018
Para Pandawa dan istri mereka dalam lukisan India.
Keterangan: Nakula dan Sadewa (kiri-kanan atas),
Arjuna (kanan bawah), Bima (kiri bawah),
Yudistira dan Dropadi (tengah).
Wayang - Pandawa merupakan istilah dalam bahasa Sanskerta yang secara harfiah berarti anak Pandu, yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam cerita Mahabarata. Dengan demikian, Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam cerita Mahabarata para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis nya adalah para Kurawa, yaitu putra Dretarastra, saudara ayah mereka yaitu Pandu. Menurut sastra Hindu atau dalam kitab mahabarata setiap anggota pandawa merupakan penjelmaan atau penitisan dari Dewa tertentu. Misalkan nama Werkudara arti harfiahnya adalah "perut serigala". 

Kelima Pandawa menikah dengan Drupadi yang diperebutkan dalam sebuah syaembara di kerajaan Panchala, dan memiliki masing-masing seorang putra darinya.

Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian cerita Mahabarata, diantaranya yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Kurawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam cerita Mahabarata, selain juga ada kisah Pandawa dan Korawa main dadu.

Silsilah
Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran, tiga di antaranya (Yudistira, Bima, dan Arjuna) merupakan putra kandung Kunti, sedangkan yang lainnya (Nakula dan Sadewa) merupakan putra kandung Madri, namun ayah mereka sama, yaitu Pandu.


Penitisan
Menurut tradisi Hindu, kelima putra Pandu tersebut merupakan penitisan tidak secara langsung dari masing-masing Dewa. Hal tersebut diterangkan sebagai berikut:
  • Yudistira penitisan dari Dewa Yama, dewa akhirat
  • Bima penitisan dari Dewa Bayu, dewa angin
  • Arjuna penitisan dari Dewa Indra, dewa perang
  • Nakula dan Sadewa penitisan dari dewa kembar Aswin, dewa pengobatan.

Baca juga : Kisah Abi Manyu

Yudistira
Yudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru atau yang tidak memiliki musuh, dan Bharata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga.

Bima merupakan putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bima dalam bahasa Sanskerta memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkudara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewayangan Jawa, dua putranya yang lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.

Arjuna
Arjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sanskerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.

Nakula
Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.

Sadewa
Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa Kembar bernama Aswin. Sang Dewa Pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana dan juga ahli dibidang ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat berkerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamarannya di kerajaan Matsya yang di pimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya ia mengikuti perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya, disana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.

ref:wikipedia
SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN PANDAWA


3 comments

avatar

dalam buku MAHAKURAWA, cerita Mahabharata versi atau dari sudut pandang Kurawa, karya Anand Neelakantan, sastrawan asli dari India, justru bercerita bahwa ketiga putra Kunti itu bukan anak kandung Pandu, anak-anak Kunti itu hasil dari sebuah NIYOGI, ttradisi waktu itu seorang istri atas izin suami diperbolehkan tidur dengan laki-laki untuk mendapatkan keturunan. Baca bukunya MAHAKURAWA, Anand Nellakantan.

Add your message to every single people do comment here
EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search